BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini adalah
pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan agar
anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga mereka dapat
berkembang secara wajar sebagai anak. Tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini
adalah agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual, sosial, dan
emosional sesuai dengan tingkat usianya.
Pendidikan di Taman Kanak-Kanak
merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang memiliki peranan
sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan di Taman Kanak-Kanak
merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas
yaitu Sekolah Dasar dan lingkungan lainnya. Sebagai salah satu bentuk
pendidikan anak usia dini, lembaga ini menyediakan program pendidikan dini bagi
sekurang-kurangnya anak usia empat tahun sampai memasuki jenjang pendidikan
dasar.
Pendidikan anak usia dini khususnya
Taman Kanak-Kanak pada dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan
tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh
atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak sebagaimana
dikemukakan oleh Anderson (1993),
"Early childhood education is based on a number of methodical didactic
consideration the aim of which is provide opportunities for development of
children personality". Artinya, pendidikan Taman Kanak-Kanak memberi
kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan
untuk anak usia dini khususnya di Taman Kanak-Kanak perlu menyediakan berbagai
kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak.
Aspek pengembangan yang akan penulis
teliti adalah aspek pengembangan kognitif. Dalam pedoman pembelajaran bidang
pengembangan kognitif di Taman Kanak-Kanak (2007:3) disebutkan bahwa
pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk
menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai
sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai
dalam suatu kebudayaan.
Salah satu aspek dalam pengembangan
kognitif ini adalah pengembangan pembelajaran matematika. Istilah-istilah yang
dikenal diantaranya pengembangan kognitif, daya pikir atau ada juga yang
menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan logika-matematika. Menurut Sunarno dkk (
2000;107) :
“ Minat merupakan salah satu unsur pribadi yang berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar individu”
Kegiatan pengembangan pembelajaran
matematika untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu menguasai berbagai
pengetahuan dan keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup
dan bekerja pada abad mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah.
Maka untuk menguasai semua pengetahuan dan ketrampilan diperlukan mina belajar
pada setiap individu anak.
Slameto
(dalam Sunarno dkk, 2000;107) :”Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang”.
Minat belajar pada anak usia dini
perlu ditingkatkan terutama pada pembelajaran berhitung karena berhitung
merupakan dasar ilmu pendidikan yang lain. Salah satu cara untuk meningkatkan
minat belajar berhitung konsep sederhana anak adalah dengan penggunaan media
belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar
berhitung dengan konsep sederhana menggunakan media kartu angka.
Berhitung merupakan bagian dari
matematika, yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep
bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika
maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007 :1).
Berhitung di Taman Kanak-Kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan
kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional.
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, berhitung di Taman Kanak-Kanak dilakukan
secara menarik dan bervariasi.
Maka dari itu, diperlukan strategi belajar
mengajar yang sesuai dengan materi, salah satunya adalah penggunaan media
belajar.
Menurut
Syaiful dan Aswan (2002;136) : “ Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada
anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa
yang kurang mampu guru ucapakn melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Media yang akan menunjang pembelajaran berhitung di Taman
Kanak-Kanak dengan cara yang menarik adalah Kartu angka. Dewasa ini,
sebagaimana dapat kita saksikan bersama tuntutan berbagai pihak agar anak
menguasai konsep dan keterampilan matematika semakin gencar, hal ini mendorong
beberapa lembaga pendidikan anak usia dini untuk mengajarkan pengetahuan
matematika secara sporadis dan radikal. Berdasarkan penelitian beberapa lembaga
pendidikan anak usia dini mengajarkan konsep-konsep matematika yang lebih
menekankan pada penguasaan angka dan operasi melalui metode drill dan
praktek-praktek paper-pencil test
Persoalan yang dipaparkan di atas oleh penulis sendiri. Penulis telah melakukan
observasi di Taman Kanak-Kanak NAWA KARTIKA Jaten Tahun Pelajaran 2012-2013 mengenai proses pembelajaran matematika
khususnya pada aspek kemampuan berhitung. Taman Kanak-Kanak Taman Kanak-Kanak NAWA
KARTIKA Jaten Tahun Pelajaran 2012-2013 masih menekankan pengajaran yang
berpusat pada guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang
terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa
memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Selain itu, kurangnya media dan sumber
belajar yang digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran berhitung.
Kurangnya media dan sumber belajar
ini lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh Taman
Kanak-Kanak NAWA KARTIKA Jaten Tahun Pelajaran 2012-2013, sehingga kepala
sekolah beserta guru merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan media dan
sumber belajar terlalu banyak. Permasalahan lain yang terjadi di Taman
Kanak-Kanak Taman Kanak-Kanak NAWA KARTIKA Jaten Tahun Pelajaran 2012-2013
adalah metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan
praktek-praktek paper-pencil test.
Pada pengembangan kognitif khususnya
pada pembelajaran berhitung, guru memberikan perintah kepada anak agar
mengambil buku tulis dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan
contoh kepada anak membuat beberapa buah benda dan benda tersebut diberi
lingkaran. Setelah itu, anak harus mengisi jumlah benda tersebut dengan sebuah
angka yang cocok. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk membuatnya
sendiri jumlah benda tersebut beserta angkanya sebanyak mungkin. Diakui oleh
guru di TK Taman Kanak-Kanak NAWA KARTIKA Jaten Tahun Pelajaran 2012-2013,
bahwa sampai saat ini para guru belum menemukan media yang tepat untuk membantu
anak dalam kegiatan berhitung.
Guru kurang memberikan media yang
bervariasi dan juga masih menggunakan metode yang membuat anak merasa bosan dan
tidak ada rasa antusias pada anak untuk aktif di dalam kelas. Sehingga kegiatan
berhitung yang diterapkan di TK Taman Kanak-Kanak NAWA KARTIKA Jaten Tahun
Pelajaran 2012-2013 masih menggunakan metode konvensional atau pengerjaan
latihan di buku tulis.
Berdasarkan hasil refleksi awal
melalui diskusi dengan guru, disepakati bahwa tindakan untuk memecahkan masalah
tersebut adalah melalui media kartu angka. Selain bermanfaat bagi anak dalam
menemukan media dan metode baru yang dapat menumbuhkan rasa antusias atau minat
anak terhadap pembelajaran, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat
juga sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih dan memanfaatkan media
pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan berhitung pada anak
Taman Kanak-Kanak.
Berdasarkan permasalahan yang
terjadi di Taman Kanak-Kanak NAWA KARTIKA Jaten Tahun Pelajaran 2012-2013 dan
pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk
meneliti secara langsung pemanfaatan media kartu angka di Taman Kanak-Kanak NAWA
KARTIKA Jaten Tahun Pelajaran 2012-2013 sebagai salah satu cara meningkatkan
kemampuan berhitung dan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran yang terjadi di Taman
Kanak-Kanak NAWA KARTIKA Jaten Tahun Pelajaran 2012-2013. Penulis menggunakan
metode penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN MINAT BERHITUNG DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA KARTU ANGKA PADA SISWA KELAS B SEMESTER I TK NAWA KARTIKA JATEN TAHUN PELAJARAN 2012-2013”.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang terdapat dalam latar belakang diatas,
maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Cara meningkatkan minat
berhitung dengan menggunakan media kartu angka pada siswa Kelas B Semester I
Tahun pelajaran 2012-2013 di TK Nawa Kartika Jaten?
2. Bagaimana minat berhitung anak Taman
Kanak-Kanak NAWA KARTIKA Jaten Tahun
Pelajaran 2012-2013 setelah digunakannya media kartu angka?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Umum :
Meningkatkan minat berhitung dengan
menggunakan media kartu angka pada siswa Kelas B Semester I Tahun pelajaran
2012-2013 di TK Nawa Kartika Jaten.
2.
Khusus :
a.
Meningkatkan minat berhitung siswa Kelas B Semester I Tahun
pelajaran 2012-2013 di TK Nawa Kartika Jaten
b.
Meningkatkan kemampuan/profesionalisme guru dalam
menggunakan media kartu angka untuk mengajarkan minat berhitung pada siswa
Kelas B Semester I Tahun pelajaran 2012-2013 di TK Nawa Kartika Jaten.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait diantaranya :
1. Bagi Siswa
Meningkatnya minat berhitung Siswa
Kelas B Semester I Tahun pelajaran 2012-2013 di TK Nawa Kartika Jaten.
2. Bagi Guru
Meningkatnya Kemampuan/profesionalisme
guru dalam menggunakan media kartu angka untuk mengajarkan media kartu angka
untuk mengajarkan minat berhitung pada siswa Kelas B Semeter I Tahun pelajaran
2012-20013 di TK Nawa Kartika Jaten.
3. Bagi Sekolah
Bertaambahnya jumlah siswa yang
minat belajar berhitung.